Langsung ke konten utama

Ini Tanda-tanda Hubungan Kamu dan Pasangan Sebaiknya Putus

Ini Tanda-tanda Hubungan Kamu dan Pasangan Sebaiknya Putus

Kamu merasa sangat cemas ketika pasangan lama membalas pesanmu? Atau, kamu malah merasa bahagia saat pasangan tidak ada? Jangan-jangan itu pertanda bahwa sudah saatnya kamu memutuskan hubungan dengan pasangan. Yuk, cari tahu lebih lanjut tanda-tanda hubungan sebaiknya tidak lagi dilanjutkan.

Putus dengan pasangan memang bukan hal yang mudah. Kadang kala ada rasa khawatir yang menghantui karena beragam alasan, misalnya khawatir akan merasa kesepian, khawatir harus bagaimana dalam menjalani hidup tanpa kehadirannya lagi, atau justru khawatir akan pendapat orang-orang terdekat, seperti orang tua yang mungkin sudah mengharapkanmu menikah. Hal-hal seperti inilah yang kadang membuat seseorang mengurungkan niat untuk putus dan memaksakan diri bertahan pada hubungan yang sebenarnya tidak lagi membuatnya bahagia.
Mengenali Tanda-tanda yang Muncul
Bagi sebagian orang, putus dengan pasangan adalah hal yang menyakitkan dan ingin dihindari. Namun, sadar atau tidak, ada beberapa hal yang sebenarnya dapat menjadi tanda-tanda kamu harus mempertimbangkan untuk putus dari pasanganmu, namun jual obat telat bulan seringkali terabaikan “atas nama cinta”, di antaranya:

Merasa bahagia ketika tidak bersama pasangan
Kamu merasa jauh lebih bebas dan bahagia ketika tidak bersama pasangan? Atau kamu merasa bisa menjadi diri sendiri ketika tidak bersama dia, dan sebaliknya justru merasa terbebani ketika harus kembali bertemu pasangan? Hati-hati, bisa jadi ini salah satu pertanda bahwa hubunganmu dengan pasangan sudah tidak sehat.
Kurang komunikasi dengan pasangan
Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam suatu hubungan. Ketika pasangan sudah sulit untuk diajak berdiskusi ringan, mungkin ini saat yang tepat untuk putus. Sebab, komunikasi yang baik merupakan salah satu kunci utama kelancaran suatu hubungan. Ingat, prinsip komunikasi yang efektif adalah komunikasi dua arah, bukan satu arah, apalagi yang sifatnya otoriter, atau justru apatis.
Adanya perbedaan prinsip
Perbedaan dalam suatu hubungan merupakan hal yang sangat wajar terjadi, bahkan dapat membuat hubungan lebih indah dan berwarna. Namun, kamu harus mempertimbangkan untuk putus, jika perbedaan itu justru menjadi penyebab kamu dan pasangan bertengkar. Terutama bila perbedaan itu sangat mendasar dan berkaitan dengan prinsip, sehingga mengganggu nilai atau keyakinanmu dan pasanganmu. Hal ini mungkin dapat menjadi salah satu faktor penentu bahwa kalian sudah tak sejalan.
Pasangan sering merendahkan
Menjalin hubungan dengan orang yang sering menghina, mencibir, atau bahkan tidak menghargai kerja kerasmu, sama saja dengan menyiksa diri sendiri. Saat hal ini terjadi, kamu bisa mulai mempertimbangkan apakah hubungan itu mau dilanjutkan atau tidak. Terlebih jika hal ini sudah melibatkan kekerasan, baik secara fisik, verbal, maupun emosional.
Tertekan secara emosional
Ketika kamu mulai sering merasa gelisah ketika bersama pasangan, sering khawatir ketika pasangan tidak membalas pesan, sulit percaya pada pasangan, atau ketika kamu merasa sangat terkekang oleh pasangan, sadari bahwa hal-hal tersebut sebenarnya tanda bahwa kamu sedang mengalami tekanan emosional. Tekanan emosional yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatanmu, terutama secara psikologis. Kamu dapat mengalami gangguan kecemasan, bahkan depresi. Saat bersama pasangan, harusnya kamu merasa bahagia tanpa harus takut atau khawatir berlebihan.Selain mempertimbangkan lima hal di atas, kamu juga bisa menulis di selembar kertas tentang hal positif dan negatif apa saja yang kamu alami selama sedang menjalin hubungan dengan pasangan. Apabila lebih banyak hal negatif yang kamu alami, itu berarti akan lebih baik bagimu untuk putus dengan pasanganmu. Lakukan penilaian tersebut secara tenang dan netral, hindari menyangkal apa yang sebenarnya terjadi dengan berbagai alasan.Kalau hatimu sudah yakin untuk putus, kamu bisa mengatakan secara langsung kepada pasangan. Usahakan untuk mengatakannya secara langsung, jangan melalui telepon, atau aplikasi online chatting.
Kemudian, lakukan hal-hal yang bisa membuatmu bahagia dan curahkan kesedihanmu dalam bentuk karya. Kamu juga bisa bercerita pada orang-orang terdekat. Jika kesedihan terjadi berlarut-larut, jangan segan berkonsultasi ke psikolog atau psikiater untuk penanganan yang tepat.

Komentar